Wednesday, October 9, 2013

ANTRI

Bacalah dengan menyebut nama Tuhanmu,

Simpel sja sih sebenarnya. Aku juga baru memikirkannya tadi. Baru saja malah. Dan aku mendapatkan inspirasi dari itu. Tadinya cukup jengkel karena nomor antrian yang cukup jauh dari nomor antrian sekarang. Tapi di balik itu semua, aku sebenarnya mendapat beberapa hal yang bsa dibilang lumayan menguntungkan.

Yang pertama, budayakan antri. Coba Anda bayangkan seandainya sistem antri ini tidak ada. Mungkin kondisi chaos bisa terjadi di sini. Aku sih nda terlalu mempermasalahkan seandainya sistem rebutan yang diaplikasikan (seandainya sistem antri belum ada..), karena aku memang sudah terlatih untuk itu. Tapi coba lihat cewek imut yg duduk di depanku ini, bukan tidak mungkin dia akan terhimpit-himpit, tersenggol-senggol, atau malah terinjak-injak. Begitu juga dengan nenek yang selalu tersenyum ramah yang duduk di depannya. Aku mungkin akan mengalah terhadap nenek itu, tpi bagaimana dengan lelaki tegap berkumis dan bertampang sangar tanpa senyum yang duduk dua baris dari tempat dudukku? Akankah dia tidak menyenggol atau bahkan jika memungkinkan mendorong dan menarik nenek itu?

Yang kedua adalah aku bisa sedikit beristirahat dengan duduk di kursi empuk ini. Aku bisa sedikit menikmati udara sejuk di ruangan tanpa adanya gangguan asap rokok dan kendaraan. Alangkah indahnya dunia bila terus seperti ini. Haha, khayalan tingkat tinggi mungkin.

Yang terakhir dan mungkin yang paling penting adalah melatih kita untuk lebih bisa sabar. Karena tentu akan memalukan apabila bukan saatnya bagi kita untuk mendapat giliran pelayanan dan kita maju ke tempat pelayanan. Apalagi bila sampai dilihat dan diingat oleh gadis cantik (yang sepertinya dari fakultas kedokteran) yang baru tiba dan duduk di barisan kedua sebelah kiriku. Setidaknya aku bisa mendapatkan sedikit pelajaran hari ini.

Filosofi antrian ini tidak hanya mengajarkan keteraturan, tapi juga kenyamanan, ketenangan, dan kesabaran. Indah bukan...?

No comments:

Post a Comment